Bismillah...
Ketika mendengar podcast Pak Dahlan Iskan dan Pak Mohammad Nuh, ternyata kesuksesan itu adalah buah dari pendahulu-pendahulu mereka. Bapak-Ibu, Kakek Nenek, dan mungkin sampai ke Buyut.
Pak Mohammad Nuh merupakan salah satu orang di Indonesia yang telah menduduki beberapa jabatan mentri. Mulai dari Mentri Pendidikan sampai Mentri Komunikasi dan Informatika. Di bidang akademik, Pak Mohammad Nuh telah mendapatkan gelar tertinggi, yaitu Professor di bidang Teknik Kontrol pada Biomedik. Beliau juga merupakan rektor ITS periode 2003-2006.
Di podcast itu beliau cerita tentang perjalanan pendidikannya, mulai dari SD Al Islah, SMP Wahid Hasyim, SMA Negeri 9, kuliah di ITS, lalu melanjutkan magister dan doktoral di Universite Scince et Technique du Languedoc, Montpellier, Prancis.
Beliau merasa perjalanan pendidikan mengalir mengikuti air atau bahasa jawanya "mili". Ketika menempuh pendidikan pun beliau merasa bukanlah yang paling hebat. Tapi diantara teman sekelasnya di ITS, yang jadi mentri ya beliau.
Setelah dipikir-pikir lagi, menurut Pak Nuh hal yang membuat beliau sukses seperti sekarang ini ternyata do'a dari orang tua beliau. Do'a Bapak-Ibu. Beliau bercerita bahwa orang tuanya rajin mendoakannya ketika sholat Tahajud. Sehingga apa yang ditanam oleh orang tua, akan dituai buahnya oleh sang anak.
***
Saya sebagai anak juga merasakan hal yang sama. Saya yang telah mencapai titik tertinggi pendidikan, yaitu gelar doktor, merasa bahwa ini bukan 100% hasil kemampuan saya. Ini merupakan buah do'a dari Orang Tua, Bapak-Ibu, yang biasa sholat malam. Mendoakan anak-anaknya. Saya merasa hal itu mengalir saja mengikuti apa yang saya tekuni.
Di sisi lain, saya sebagai orang tua dari tiga anak. Kesuksesan anak-anak saya, bisa diwujudkan Insyaallah dengan selalu mendoakan mereka, selalu berbuat sholeh, dan bertakwa kepada Allah.
Do'a
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)